:untuk Cikini 73
Seiring ku tulis huruf-huruf dalam surat untukmu ini
Matahari mulai menjingga, juga usiaku
Wahai, aku ingin sekali sampai ke pelukanmu segera
Sebab belakangan ini jarang sekali kau hadir dalam mimpiku
Tempat dimana aku bisa sepuas hati menciummu
Kenapa? Sudah tak sudi lagikah?
Barangkali semuanya memang diciptakan untuk berubah
Seperti bulan yang kemarin malam utuh untuk kemudian pecah
Kau pun perlahan berubah
Jangan merajuk, aku tak hilang arah
Sebab satu-satunya arah yang ku kenal adalah pelukmu
Sejak aku terpesona dengan tarian yang kau bawakan dengan kaki pincangmu
Sejak aku melihatmu begitu bercahaya di antara baluran debu
Sejak ku temukan senyummu dalam lembaran majalah di perpustakaan yang bau
Sejak itu satu-satunya arah yang ku kenal adalah pelukmu
Sejak itu pula segalanya menjadi asing bagiku.
Sejak itu pula malamku selalu jadi panjang karena aku harus memikirkanmu
Tanpa tahu bagaimana cara untuk lebih cepat sampai ke pelukmu
Tapi aku tak pernah hilang arah, janganlah kau merajuk
Setiap kali ku sebut Centralismo, orang-orang menertawaiku
Mereka bilang aku tak mungkin sampai kesana
Ya, akupun mulai ragu apakah aku bisa sampai ke sana
Sepatuku pun telah terlalu buruk untuk melangkah
Tapi selain pelukmu, kini aku buta arah
Aku berjalan, sayang, aku berlari
Jangan pernah bosan menungguku
Aku akan lama
Aku tak bisa mengira kapan aku akan sampai
Tapi kau tahu kan?
Aku buta arah
Yang ku kenal hanya pelukmu.
Aku tidak akan tersasar.
Maka jangan merajuk
Tunggu
Tunggu
jika kau tau siapa dia..alat apapun tidak jadi tolak ukur untuk sampai kesana..semangat juang yg tertanam akan membawamu kesana....jangan lupakan jalan untuk kembali..darimana km asal..kembalilah dalam pelukanNYA...
BalasHapussemangat untuk melangkah...