Rabu, 06 Juni 2012

Sore, Rundung dan Teduh

Akhir-akhir ini aku tidak merasa baik
Entahlah. Bahkan, setiap kali mengucapkan kata "entahlah", aku semakin bingung tetang apa yang terjadi.
Mungkin, ini bekas luka penghiantan dulu, yang ku abaikan, ku anggap tidak ada. Luka itu tiba-tiba bernanah.
Atau mungkin aku hanya kesepian. Benar-benar kesepian.

Entahlah. Lalu aku semakin dalam terjebak dalam kebingungan itu.
Saat ini yang bisa ku pastikan adalah aku ingin memeluk ibuku.
Menenggelamkan wajah didadanya.
Menangis, meledak terisak-isak.


Yang bisa ku pastikan saat ini adalah aku ingin memeluk ayahku.
Lalu bercerita dengan suara yang kurang jelas karena terlalu sesak untuk bercerita.
Dan ayah pasti (seperti selalu) berkata, "Iya, nak. Iya. Ayah di sini."


Tiba-tiba aku merasa kecil sekali.
Entah karena aku berkali-kali dilukai.
Atau obsesi-obsesi yang ku gambar di kepalaku sekarang telah busuk, karena tak kunjung bisa diwujudkan
Atau aku hanya kesepian. Sangat kesepian. Benar-benar kesepian.


Kepadamu, hai, Sore, Rundung dan Teduh,
Temani aku.
Kalaupun aku mati, kalian jadi saksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiada kesan tanpa komentarmu...