Jumat, 21 Oktober 2016

Catatan Perjalanan Digital: 7 Hari, 7 Trending

"Bisa enggak kira-kira kita bikin trending topic seminggu?"

Beberapa minggu sebelum pengumuman kelolosan verifikasi parpol baru oleh Kemenkumham, Sekjen DPP PSI, Raja Juli Antoni,  menanyakan itu pada saya.

"Kalau kita lolos verifikasi partai baru, bisa enggak kita bikin rame sosmed? Kita bikin trending topic setiap hari, selama seminggu?"

"Bisa, Pak."

"Yakin?"

"Tujuh trending dalam tujuh hari, kan? Bukan mempertahankan trending selama tujuh hari tujuh malam?"

"Bukan. Jadi setiap hari ada satu hashtag kita yang jadi trending. Dua atau tiga jam per hari, okelah saya rasa."

"Bisa, Pak."

"Oke, atur kalau gitu."

----

MAMPUS GUE. MATI AJALAH. MANA MUNGKIN BISA.

Berbeda dengan jawaban yakin saya di ruang rapat, ketika kembali ke meja saya, saya mengumpat dalam hati. Di kepala saya mulai tergambar keruwetan yang saling melilit satu sama lain. Saya harus mencari 7 hashtag yang catchy. Membuat penjelasan tentang masing-masing hahstag agar bisa diterjemahkan dalam materi berupa gambar, video, poster dan lain-lain. Dan yang paling penting: ini adalah berita besar. Berita ini ditunggu oleh anak muda dari seluruh penjuru Indonesia. Mereka yang telah mengucurkan keringat, bahkan darah untuk mewujudkan kelolosan parpol baru: Partai Solidaritas Indonesia.


"Oke, tenang, Halimah. Toh selama ini sudah berhasil bikin beberapa trending. Teman-teman di wilayah sudah dapat pelatihan medsos, pasti mereka sudah lebih siap sekarang," kata saya dalam hati.

Tarik napas, seduh teh dan mulai menulis alternatif-alternatif hashtag.


"YA KALI TUJUH TRENDING BERTURUT-TURUT. BRAND BESAR AJA SAMPAI NYEWA TENAGA AGENCY UNTUK BIKIN TRENDING SEHARI. LO ANAK INGUSAN BARU KENAL SOSMED KEMARIN SORE UDAH PE-DE BIKIN TUJUH HARI SEKALIGUS?"


Tarik napas lagi. Jedotin kepala ke meja. Menyesal sudah sok oke di rapat tadi.

----

Dan benar saja, persiapannya sangat-sangat rumit. Meeting berkali-kali, berkali-kali, rombak hashtag, menyiapkan TOR dan timeline yang direvisi berkali-kali. Di tengah jalan saya hampir menyerah dan melaporkan kepada sekjen kalau ini semua rasanya mustahil. 


Tantangannya adalah  membuat brief se-detail mungkin, dengan bahasa se-sederhana mungkin agar tidak ada yang salah paham dan membuat materi yang tidak satu suara. Tantangan lain adalah meminta teman-teman di daerah untuk membuat akun twitter. Saya paham betul sebagian besar dari mereka tidak punya fasilitas sebagus kita yang bisa mengakses internet kencang dengan harga terjangkau di Jakarta.


Tapi malam itu saya menarik memori ke setahun yang lalu. Satu tahun lalu saya adalah guru TK, orang yang sehari-hari bergumul dengan papan tulis, krayon, kertas warna-warni dan tangis-tawa anak-anak. Malam itu, saya adalah seorang yang setiap hari bergumul dengan sosial media dan partai politik. Saya tidak boleh membatasi diri. Ada ruang yang begitu luas yang bisa saya eksplorasi.

Saya sudah berkeliling beberapa provinsi, bertemu langsung dengan anak-anak muda hebat yang begitu bersemangat mempelajari sosial media di tengah sulit dan mahalnya akses internet. Ketika sedang berada di Bengkulu,  seorang bro mengatakan dia harus pergi ke luar dari desanya untuk mengakses jaringan telepon selular dan telepon. Namun dia masih bersemangat mendengarkan materi yang saya sampaikan.


Saya tidak boleh meragukan kemampuan anak-anak muda dengan semangat belajar yang tinggi. Saya hanya membantu menyediakan peta, merekalah yang sebenarnya bertarung dan menjelajah.


Saya memutuskan untuk lanjut!

----
HARI PERTAMA

Setelah melewati serangkaian keribetan, bahkan di detik-detik terakhir sebelum hashtag pertama diluncurkan, akhirnya pertarungan dimulai. Hari itu, bisa dibilang saya mengetik nyaris seluruh huruf dengan jari gemetar.

Gemetar mendengar kabar gembira yang tiba-tiba menghentak dari kantor Kemenkumham. PSI lahir sebagai satu-satunya parpol baru yang berhasil meloloskan diri dari verifikasi Kemenkumham di tahun 2016. Kebahagiaan yang menggetarkan dada ribuan anak muda yang sudah bersusah-payah melahirkan partai ini di tengah banyak sekali kesulitan dan kesederahaan.


Kebahagiaan itu membuat Hashtag kami begitu cepat meledak. Kurang dari satu jam #PSIsatu2nyaPartaiBaru sudah melesat ke puncak TT Indonesia dan bertahan di sana hingga nyaris 4 jam. Misi hari pertama berhasil ditunaikan.

7 Oktober 2016




HARI KEDUA

Pagi sekali, saya kembali mengecek Twitter dan ternyata hashtag hari pertama masih berada di urutan Trending no.3. Saya terkejut sekaligus bahagia dan secara sedikit gegabah, memutuskan untuk menggunakan hashtag yang sama untuk dilanjutkan di hari kedua. Dan hasilnya, hashtag kami hanya bertahan sangat sebentar di jajaran Trending.


Tapi saya tidak terlalu kecewa karena; pertama, dari awal kami sudah memprediksi susahnya menaikkan trending di hari Sabtu atau Minggu dan kedua sebentar atau lama, trending adalah trending hehehe.



HARI KETIGA

9 Oktober 2016




Di hari ketiga, ada yang mengatakan bahwa kami sempat mencapai posisi puncak. Tapi dalam catatan saya, hashtag kami hanya sampai di posisi kedua. Namun bertahan sangat lama hingga sampai 5 jam.


HARI KEEMPAT


10 Oktober 2016

Ini adalah trending yang bertaha paling lama. Nyaris 7 jam, meski tidak berhasil menaiki posisi puncak.


HARI KELIMA

11 Oktober 2016
Ini adalah hashtag dengan performa terbaik kedua setelah #PSIsatu2nyaPartaiBaru. Melesat ke puncak dalam 1 jam, dengan live tweet langsung dari Konferensi Pers yang diadakan DPP PSI di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.


HARI KEENAM

12 Oktober 2016

Hashtag ini sempat terseok-seok di posisi 5 turun ke 6 naik lagi ke 5. Tapi pada akhirnya kami berhasil menaikkannya ke puncak.


HARI KETUJUH

13 Oktober 2016

Ini adalah hashtag paling menguras tenaga. Hari terakhir, kami ingin sekali mengakhirinya dengan hashtag yang bertahan lama di posisi puncak. Tapi sayangnya, hari itu bertepatan dengan #NoBraDay, sebuah kampanye internasional untuk kesadaran akan kanker payudara. Kampanye baik tersebut menjadi kontroversi karena sebagian orang bodoh berotak kotor berpikir #NoBraDay adalah sebuah aksi pornografi. Karena kontoversi itu hashtag #NoBraDay berada di puncak TT selama 24 jam. dan kami mentok di posisi 2. Puncak atau bukan, Trending adalah trending. Hehe.


----

Catatan ini terlambat ditulis, tapi saya tetap ingin menuliskannya. Ini akan menambah satu lagi jejak digital saya dan teman-teman saya di Partai Solidaritas Indonesia. Ini adalah pengingat bahwa kami bahu-membahu belajar dan mempraktekkan demokrasi digital. Ini adalah kenangan manis bahwa kami pernah mengukir keberhasilan bersama. Ini adalah catatan perjalanan digital kami, semoga kamu menyukainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiada kesan tanpa komentarmu...