Kamis, 19 Juli 2012

Selesai

(...sudah lama tidak menulis puisi. Lega sekali rasanya....)





Ku datangi engkau dengan sisa-sisa puisi yang ku tulis tadi malam

Puisi yang berhasil ku selamatkan, sisanya memudar jadi rona merah di pipi

Puisiku selalu malu-malu jika akan menjumpaimu



Ku datangi engkau bersama sisa-sisa hujan tadi malam

Aku sudah tahu pintumu tidak terbuka pagi ini

Aku tidak berniat mengetuk, aku ingin menyampaikan semua dalam senyap, sesenyap sebuah perpisahan yang paling layak disebut perpisahan



Ku datangi engkau dengan sisa-sisa keberanian

Seperti keberanian yang ku kumpulkan untuk membalas pelukanmu dulu

Seperti keberanian yang ku paksakan untuk berkata semoga kau bahagia dulu



Ku datangi engkau dengan sisa-sisa kertas yang aku punya

Setelah kertas-kertasku habis untuk menulis surat cinta yang tidak jadi ku kirimkan

Di dalamnya tertulis kenangan-kenangan yang begitu lincah menyusupi jeda antara detik dan detik



Ku datangi engkau dengan sisa-sisa keihklaskan yang aku punya

Semoga kali ini cukup untuk mengikhlaskan

Kenangan tentang kau, pagi yang dingin dan pelukan kita yang tak pernah singkat



Ku datangi engkau dengan sisa-sisa umurku

Ku lipat dua lembar puisiku, ku selipkan di bawah pintumu

Semoga kali ini apa-apa yang harusnya selesai akan selesai







(terinspirasi dari "Sisa-sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan" oleh Payung Teduh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiada kesan tanpa komentarmu...