Sabtu, 25 Oktober 2014

Mengingat

Hidup akan jauh lebih ringan jika kita bisa memilih apa yang ingin kita ingat dan apa yang ingin kita lupakan. Iya, nggak? Sayangnya, kita tidak bisa memilih. Apa yang bersarang di kepala kita, ya bersarang begitu saja. Hal terbaik yang bisa kita lakukan hanyalah memasukkan memori-memori baru ke kepala. Tapi, tetap saja, memori yang memutuskan, dia akan tetap bersarang di kepala kita atau tidak.


Saya adalah pengingat yang baik, sebagaimana saya adalah pelupa yang baik. Saya sering mengejutkan teman saya karena saya mengingat detail kecil di masa lalu. Mereka sering bilang, "kok bisa ingat, sih?"

Entah, saya tidak tahu. Ingatan itu memilih bersarang. Padahal, setelah dipikir-pikir ingatan itu tidak terlalu penting dan tidak ada kaitannya dengan saya. Tidak ada kaitannya pula dengan rasa sedih atau bahagia. Saya mengingat kalau di tahun 2003, seorang teman masih berkaca mata dengan frame bundar warna biru laut. Itu kaca mata pertamanya. Dia sendiri sudah lupa.

Saya juga pernah melupakan janji penting dengan seorang teman. Saya membuat dia menunggu berjam-jam sementara saya tertidur pulas. Sungguh kurang ajar.


Ya, begitulah.