Kamis, 31 Januari 2013

Kun Faya Kun

Berikut ini merupakan terjemahan lagu Kun Faya Kun yang diambil dari film Rockstar (2011). Diciptakan oleh AR Rahman dan dinyanyikan oleh Mouhit Chohan.

Mungkin, kelak lagu ini adalah satu-satunya lagu tentang pemujaan pada Tuhan yang saya sukai. Sungguh, dalam lagu ini kemesraan dengan Tuhan dibahas segamblang-gamblangnya. Lirik ini saya terjemahkan dari Bahasa Hindi ke Bahasa Indonesia dengan sedikit perubahan agar lebih mudah dimengerti. Enjoy. :)


Mendekatlah, hancurkan jarak ini
Masuklah ke kehampaan ini, ke dalam rumah kekasihmu
Tanpamu semuanya kosong.
Masuklah ke kehampaan ini.


Oh, Yang Maha Mewarnai!
Oh, Yang Maha Mewarnai!




Jadilah! Maka jadilah


Engkaulah satu-satunya yang ada ketika semuanya tiada
Engkaulah yang bersemayam dalam aku
Engkaulah satu-satunya pertanyaan
Dan engkaulah satu-satunya kebenaran


Oh, Yang Maha Mewarnai!
Warnailah jiwaku, warnailah ragaku!
Dan ketika kau mau, ambillah semua warna itu


Keberkahan pagi menyiramiku
Membersihkan jiwaku yang sekelam malam
Kau lakukan itu hanya dengan setetes kemurahanmu
Betapa kaulah satu-satunya kebenaran


Oh, sertailah aku selalu, Tuhanku
Kumohon, bebaskanlah aku dari diriku
Bebaskanlah aku dari diriku
Bebaskan aku dari diriku

Ilusi dalam kepala
Kelemahan dalam usaha
Semua itu membawaku entah kemana
Tuhan, aku tersesat


Namun kau ada dalam diriku
Aku ada ke manapun kau bawa
Telah kuserahkan diriku padamu
Bawalah... bawalah....


Aku adalah bayanganMu
Kau yang menciptakanku
Kau yang selalu memelukku
Engkaulah satu-satunya keadilan, Engkaulah satu-satunya kebenaran

Sabtu, 19 Januari 2013

Yang Maha Gelisah

Khawatir adalah salah satu emosi yang paling sering merepotkan saya. Sebuah kombinasi rasa takut, tidak sabar, sedih, tertekan dan gelisah. Semuanya bercampur, dijejalkan di hati, berdesak-desakan. Menyesakkan.


Katanya, orang yang sering khawatir dan gelisah adalah orang yang tidak beriman, orang yang jauh dari Tuhan. Baik, katakanlah begitu. Saya tidak beriman. Saya jauh dari Tuhan. Tuhan mengangkat Isa ke surganya, dan saya ditinggalkan jauh sekali. Tuhan telah naik perahu dan saya tidak diajak.


Tapi saya memang tidak bisa berhenti khawatir. Mungkin karena saya ini suka mengeluh.


Orang-orang Minang, pada beberapa hari lalu, ramai-ramai menuntut sebuah film. Katanya, tidak ada orang Minang yang beragama Katolik. Mereka marah besar, penistaan terhadap agama dan budaya jadi alasan mereka. Kemudian saya teringat teman baik saya yang bersuku Minang. Dalam sebuah kesempatan dia pernah bilang; "Jangan pernah bicara Tuhan dengan saya. Saya tidak punya urusan dengan Tuhan. Tuhan juga tidak punya urusan dengan saya."


Beberapa hari lalu, saya dengar di berita, sebuah provinsi akan menutup 6 sekolah katolik karena tidak mengajarkan Alquran. Saya jadi teringat, dua tahun lalu saya pernah mengajar di sebuah SMP Islam yang mengumandangkan ayat suci al-qur'an setiap pagi. Dan saya juga ingat persis segala konspirasi busuk di dalam sekolah itu demi mendapatkan gelar sekolah standard nasional dan RSBI. Lalu saya dipecat darisana karena banyak kritik.


Kemudian, beberapa hari sebelumnya, di linimasa twitter, orang-orang ramai memprotes pihak yang melarang pembangunan gereja. Sebuah ingatan masa kecil muncul di kepala saya. Saat itu saya berumur lima tahun. Ayah saya tergeletak di Rumah Sakit karena paru-paru basah. Macam-macam alat dan selang-selang menempel di dada beliau. Saya takut sekali kehilangan ayah yang selalu membonceng saya dengan sepeda itu. Lalu datang seorang sahabatnya, seorang pendeta. Pendeta itu berdoa dengan demikian khidmat sampai berlelehan air mata. "Tuhan... Tuhan... Aku bersaksi temanku ini orang baik. Sembuhkan dia, Tuhan." katanya sambil memegang kepala Ayahku. Beberapa hari setelah itu Ayahku sembuh. Dan sehat sampai detik ini.


Betapa minder dan tololnya! Kalau tidak ingin gereja terlihat dominan, bangunlah masjid lebih banyak! Jangan kau larang orang bikin gereja! Kalau kau ingin pelajaran Alquran lestari, tak perlu kau larang orang mengajarkan injil!





Ini semua menambah daftar kekhawatiran saya. Menjadi daftar yang sangat panjang dan hitam. Kalau begini terus, lima atau sepuluh tahun lagi, kita akan saling bunuh. Sebagaimana Hindu dan Islam di India saling bunuh.

Saya khawatir dan bingung.


Tuhan...
katanya kau Maha Besar, Maha Kuat dan Maha Segala
kenapa orang-orang ini sangat bernafsu melindungi dan membelamu?
bukankah jika kau mau, kau bisa dengan mudah membela dirimu,
Wahai sang maha pemberi gelisah?

Bukankah tidak selembar daunpun jatuh tanpa kuasamu?

Jumat, 04 Januari 2013

Dumb Numb

It feels like a time wrap. Everything moves so fast and slow at the same time. I live my past four month slowly. But those four months flied so fast. On those four month I've been doing what I like. Watching movies, read, write, playing with the babies and kids, also cats. Dancing India sometimes. That's what I call a beautiful life.


But, reality always hit me right on my face. I graduated my Diploma in 2011. I should work. And writing is not a job. Not for me right now.


And something is weird. Lately, no matter how much difficulties appear, I dont feel like crying anymore. May be I am numb or just dumb. Or whatever-the fuck.


So I'm gonna make it. Someday, people will pay me a good price for writing, reading and watching.


What dafuq did I write?